• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

The Journey


Seneng banget minggu lalu saya bisa diundang ke acara Aksi Hebat Ramadhan bersama Bebelac, dengan tema acara mengasah kebesaran hati dan daya pikir si kecil dengan nutrisi dan stimulasi yang tepat bersama Shireen Sungkar, Ibu Verauli, Prof. Saptawati, dan Mbak Deska dari Bebelac. 
Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra
I can said my third pregnancy is a miracle. Yup, setelah satu bulan melepaskan diri dari IUD dan sempat haid 1x ternyata itu jadi haid terakhir saya di tahun ini. Awalnya saya tidak tahu kalau saya sedang hamil, sudah 2 minggu saya sakit gejala tipes tapi emang ibu-ibu ini bandel banget gak mau istirahat, sampe akhirnya tumbang dan terpaksa harus dirawat di RS. Beberapa hari sebelum masuk RS, suami bercanda dia bilang "Ini mah bukan sakit, hamil kali.. masa lemesnya gak ilang-ilang". Awalnya sih saya mengelak, kayaknya gak mungkin deh hamil kan bulan ini cuman toel toelan doang. Tapi, omongan suami ini bikin kepikiran juga akhirnya saya cek aplikasi Flo kapan haid terakhir, dan kapan masa subur. Pas saya lihat di aplikasi, jadwal haid saya masih beberapa hari kok santai belum telat. Tapiiii.. semakin hari badan ini makin gak enak, akhirnya saya beli testpack merek Akurat yang paling murah di Alfamart. Saya iseng test, dan hasilnya ada 2 garis. 1 garis terang dan 1 garis samar. Saat itu juga saya langsung kabari suami, agak panik juga sih karena saya sedang konsumsi antibiotik untuk pengobatan gejala tipus yang gak sembuh-sembuh. Selang 2 hari, saya testpack ulang pakai berbagai jenis merek dari yang paling murah sampai yang mahal. Hasilnya....



Yup, 2 garis merah yang berarti positif hamil. Saya kehilangan kata-kata saat melihat 2 garis di testpack itu, nggak ada acara peluk-pelukan mesra kaya Raisa & Hamish yang ada saya malah shock. Gak nyangka, waktu ulang tahun suami saya tanya "Kamu mau kado apa?" dan dia jawab "Mau ade buat Ghazi". Alhamdulillah,  ajaibnya Allah langsung mengabulkan permintaan suami.

Selang beberapa hari setelah tahu hamil, kondisi fisik saya makin lemah saya sampai sulit bangun dari tempat tidur, badan rasanya melayang, dan demam yang tak kunjung turun. Akhirnya suami ngajak saya ke dokter kandungan sekalian cek kehamilan. Di dokter, kita melihat sudah ada kantong kehamilan tapi usianya masih kecil. Masih sekitar 4-5 minggu, Saat konsul dengan dokter kandungan, hari itu juga saya disuruh cek lab karena demam yang tak kunjung turun. Kondisi demam memang membahayakan untuk ibu hamil, apalagi hamil muda seperti saya. Dan ternyata... saya dapet rapot merah dari dokter karena hasil cek lab menunjukkan saya positif tifus dan leukosit saya di bawah batas normal. Saat itu juga saya dikonsul ke dokter penyakit dalam, dan harus dirawat di RS saat itu juga agar demam saya cepat turun. Tentunya obat-obatan yang dokter berikan juga nggak sembarangan, hanya obat-obatan yang aman untuk ibu hamil.

Jauh berbeda dengan kehamilan kedua (waktu hamil Ghazi), kehamilan ini benar-benar membuat saya lemas tak berdaya. Setelah keluar dari RS, lemas, pusing, dan mual tak kunjung hilang. Melihat cahaya matahari pun aku tak sanggup, rasanya pengen pingsan! Hingga pada akhirnya, puncaknya di usia sekitar 8 minggu saya terpaksa harus dilarikan kembali ke UGD. Belum sembuh bekas infusan, saya harus diinfus lagi karena dehidrasi dan kekurangan nutrisi. Mual muntah tiada henti dari bangun pagi, sampai pas lagi tidur pun saya suka terbangun karena mual. Dokter menyatakan saya terkena Hiperemesis Gravidarum (HG).

HG adalah kondisi morning sickness yang ekstrem di masa kehamilan, menyebabkan mual dan muntah yang parah. Kondisi ini menyebabkan dehidrasi, gangguan metabolisme, dan penurunan berat badan yang cepat. Karena kondisi ini saya harus dirawat di RS selama beberapa hari untuk diberikan cairan lewat infusan. Bayangkan, minum air putih saja langsung dimuntahin. Makan makanan favorit pun percuma karena ujungnya akan saya keluarkan lagi.

Selain kondisi fisik yang membuat saya menderita, kondisi mental saya juga jadi ikut terpukul. Saya ngerasa belum siap mental menghadapi ini semua, rasanya kaya ketiban meteor banyak hal yang berubah secara tiba-tiba. Belum lagi dengan adanya masalah hidup yang lain. Hahaa hampir setiap hari saya menangis meratapi nasib. Yah, mungkin karena pengaruh hormon juga yaah saya yang biasanya selow jadi sensitif dan cengeng. Apakah ini pertanda hamil anak perempuan? :D

Tapi Alhamdulillah kesulitan-kesulitan yang saya alami selama awal kehamilan ini perlahan berlalu. Mulai usia kandungan 12 minggu, saya sudah tidak sering muntah-muntah lagi. Dokter bilang sih karena bayi di dalam kandungan saya sudah memiliki plasenta, jadi peran hormon perlahan berkurang. Badan saya juga nggak terlalu lemas lagi saya sudah bisa beraktifitas tapi tetap tidak bisa seaktif waktu hamil dulu. Sekarang kalau saya pergi seharian, setelah itu saya butuh waktu 1-2 hari untuk istirahat di rumah. Hahaha makanya kalau weekend saya lebih suka tidur di rumah untuk memulihkan energi yang terpakai selama weekdays.

Yah, semoga saja di trimester kedua dan selanjutnya ini segala cobaan perlahan menghilang dan saya jadi lebih sehat dan kuat melewati kehamilan ini. Sehat terus yaa #G2.


View this post on Instagram

A post shared by Nenden Alifa SZ (@nendenalifa) on May 20, 2019 at 11:27pm PDT














Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra
Tanggal 17 November kemarin saya berkesempatan untuk menghadiri acara #BicaraGizi untuk memperingati hari prematur se-dunia bersama Nutricia dan Sari Husada. Sebagai anak yang terlahir prematur (36 minggu) saya penasaran sebenarnya apa aja sih faktor penyebab prematur, dan bagaimana cara merawat anak prematur? Makanya saya sagat tertarik untuk mengikuti acara ini.
  World Premature Day

Acara ini dihadiri oleh selebriti Joanna Alexandra yang berbagi pengalamannya ketika melahirkan bayi prematur, didampingi oleh dr. Putri Maharani Tristanita, SpA (K) selaku dokter anak Neonatologi RSCM. Selain mereka, ada juga seorang survivor bernama Khaled. Khalid merupakan satu dari sekian banyak anak yang dilahirkan prematur.

NUB Hari Premature
Dari acara talkshow ‘Dukung Si Kecil yang Lahir Prematur untuk Tumbuh Kembang Optimal’ ini, banyak sekali hal-hal penting yang baru saya ketahui terkait kelahiran prematur.

Apa sih sebenarnya kelahiran prematur?
 Anak prematur merupakan anak yang lahir pada usia kehamilan (gestasi) kurang dari 37 minggu akibat berbagai kondisi. Nah, anak prematur ini berbeda dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yang terlahir dengan berat kurang dari 2.500 gram.

Penyebab Kelahiran Prematur
Penyebab kelahiran bayi prematur sangat beragam. Kondisi hipertensi, diabetes, gangguan tiroid, pre-eklamsia, gangguan autoimun dan anemia pada calon ibu merupakan beberapa faktor yang bisa memicu anak lahir secara prematur. Saya memiliki salah satu faktor pemicunya tersebut, makanya ketika saya hamil Ghazi saya benar-benar memperhatikan kegiatan saya di akhir-akhir trimester ketiga.
View this post on Instagram
A post shared by Nutrisi untuk Bangsa (@nutrisibangsa) on Nov 10, 2018 at 2:56am PST
Tantangan Kesehatan Bayi Prematur
Minggu-minggu terakhir trimester ketiga kehamilan, pertumbuhan bayi dalam kandungan sangat pesat. namun, apabila bayi harus terlahir prematur ia otomatis melewati masa pertumbuhan tersebut. Karena sudah dilahirkan, ia tidak mendapat asupan yang tepat sehingga menimbulkan beberapa masalah berikut ini:
  • Metabolisme tinggi.
  • Imaturitas organ.
  • Feeding intolerance karena saluran cerna masih beradaptasi.
  • Rentan terhadap penyakit.
  • Cadangan nutrisi rendah tetapi butuh nutrisi tinggi.
Lalu, Bagaimana Cara Merawat Bayi Prematur?
dr. Putri menyebutkan bahwa merawat anak prematu bisa dikategorikan sangat rumit karena besarnya risiko yang dapat terjadi pada awal kehidupannya. Yang terpenting dilakukan adalah penanganan nutrisi untuk mengejar ketinggalan tumbuh kembang selama periode emasnya (1000 HPK). Berikut ini beberapa cara penanganannya:

1. Pemberian Nutrisi yang Tepat
Pemberian nutrisi pada bayi prematur harus dikonsultasikan dengan dokter anak. Kebutuhan nutrisi pada bayi prematur sedikit tricky. Bayi harus diberi nutrisi yang cukup banyak, namun ada masanya dengan sedikit nutrisi saja. Makanya kita harus pandai menghitung kebutuhan nutrisi agar pemberian nutrisi tepat, tidak lebih maupun kurang.

 2. Pantau Grafik Pertumbuhannya
 Selalu perhatikan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala apakah sudah sesuai dengan usianya, sesuaikan dengan kurva pertumbuhan yang bisa dilihat di Kartu Menuju Sehat (KMS).

 3. Lakukan Screening
 Anak prematur memerlukan beberapa skrining pemeriksaan seperti extrauterine growth restriction, osteopenia of prematurity, anemia of prematurity, USG kepala, dan pemeriksaan pendengaran karena kelompok bayi ini rentan dengan gangguan sistem vital pada tubuh. Agar tumbuh kembang bayi prematur tetap optimal, jangan lewatkan hal-hal diatas. Bagi orang tua yang memiliki bayi prematur, tetap sabar dan semangat. Karena prematur bukanlah halangan 😊
Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra
Nggak terasa sekarang usia Ghazi udah 18 bulan. Tinggal 6 bulan lagi udah mau ulang tahun yang ke-2 dan gak boleh lagi minta nenen kapanpun dimanapun. Belum juga disapih, tapi Bundanya udah baper dari sekarang. Hiks.
Mumpung sekarang Ghazi belum 2 tahun, Bunda sama Abi mau memanfaatkan waktu sebaik-baiknya buat pertumbuhan dan perkembangan Ghazi. Nah, makanya kemarin Abi sama Bunda dapet kesempatan buat ikutan Smart Parenting Workshop yang diselenggarakan oleh Wyeth Parenting Club dan Clozette Indonesia, di Harlequin Bistro, Kemang.
Acara ini bermanfaat banget! Di acara ini ada DR. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), dokter spesialis tumbuh kembang anak, Ayudia Bing Slamet, dan Kak Budi Haha (Indonesian Ventriloquist). Di acara ini dibahas pentingnya mencari tahu potensi anak di usia pra sekolah. Karena setiap anak punya kepintaran yang beda-beda. Untuk menstimulasi kepintarannya, orang tua wajib tahu apa aja potensi yang dimilikinya.
Nah, setelah kita tahu apa saja kepintarannya, kita jadi tahu kegiatan apa saja yang cocok untuk anak. Kalau saya, sempet nyobain di website parentingclub.co.id , dan ini hasilnya punya Ghazi:
GHAZI.PNG
WhatsApp Image 2017-09-15 at 16.38.30.jpegWhatsApp Image 2017-09-15 at 16.38.48.jpeg
Bener banget sih hasilnya. Dari hasil tersebut sekarang Abi dan Bunda jadi lebih tahu kegiatan apa saja yang cocok buat Ghazi untuk saat ini. Karena 1000 hari pertama kehidupan anak (sebelum 2 tahun) itu penting banget, mengingat pesatnya pertumbuhan dan perkembangan pada usia ini. Kata dokter, perkembangan otak yang sangat pesat di usia ini disebut periode kritis perkembangan, dan merupakan waktu yang  tepat untuk melakukan pemulihan kalau ada gangguan perkembangan. Untuk menghindari adanya gangguan perkembangan tersebut, ada tiga kebutuhan anak yang wajib banget dipenuhi, yaitu: asuh, asih dan asah. Maksudnya:
  • Asuh, kebutuhan fisik-biomedis meliputi antara lain pemberian ASI, gizi yang sesuai, kelengkapan imunisasi,  pengobatan bila anak sakit, pemukiman yang layak, kebersihan individu dan lingkungan, rekreasi dan bermain.
  • Asih, kebutuhan emosi dan kasih sayang.
  • Asah, kebutuhan akan stimulasi mental yang merupakan cikal bakal untuk proses belajar anak.
Untuk working mom yang punya waktu terbatas dengan anak seperti saya, jangan khawatir. Semuanya masih bisa kok dipenuhi asalkan kita bener-bener memanfaatkan quality time bersama anak. Contohnya aja kegiatan kecil seperti peluk atau cium itu bisa memenuhi kebutuhan asih anak. Kelihatannya sepele, tapi ternyata efeknya luar biasa buat tumbuh kembang anak.
Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra


Ketika anak memasuki fase MPASI, menjadi momen yang menegangkan bagi seorang Ibu. Terutama seorang Ibu baru seperti saya. Bagaimana tidak, anak yang selama ini hanya minum ASI kini dia bisa mencicipi makanan dan minuman lainnya. Selain itu, yang membuat Ibu jadi tegang ketiga menghadapi fase ini, nutrisi dan berat badan anak yang selama ini hanya dipengaruhi oleh ASI kali ini juga dipengaruhi oleh asupan makanan yang dia makan. Salah kasih makan, bisa-bisa mempengaruhi berat badannya.
Nah, makanya untuk menghadapinya saya berusaha se-optimal mungkin. Supaya nggak salah langkah saat mengenalkan makanan buat Ghazi. Tapi, seiring berlajannya waktu.. semua persiapan yang saya lakukan sebelum Ghazi MPASI, buyaarr di tengah jalan. Seperti apa ceritanya? Yuk cussss… kita mulai perjalanannya..
Alat tempur MPASI
Sebelum Ghazi mulai MPASI, saya menyiapkan beberapa peralatan memasak baru seperti: kukusan, panci, teflon, centong, spatula, talenan, pisau, yang digunakan terpisah dan yang terakhir Pigeon Food Maker. Selain itu, saya pakai barang-barang lama dan kado seperti blender, Baby Safe 10 in 1 Multifunction Steamer.
Berdasarkan fungsinya, semua peralatan MPASI yang saya miliki ini semuanya terpakai. Nggak usah neko-neko beli perlengkapan yang dipunya sama ibu-ibu lain di Instagram. Alat kayak gini aja cukup kok. Dan karena proses MPASI Ghazi ini cepat, usia 10 bulan dia udah makan nasi lembek dan menu rumahan jadinya sejak itu beberapa alat jadi pensiun deh.
Menu dan Jadwal Makan
Ghazi makan 3x sehari dengan menu utama dan 2x selingan. Waktu awal-awal MPASI, biasanya saya bikin satu menu utama di pagi hari, saya pisahin ke baby cubes sesuai porsinya terus saya masukin kulkas. Pas mau dimakan Ghazi, baru makanannya diangetin lagi. Alhamdulillah cara praktis ini sangat membantu ibu bekerja seperti saya.
Oh iya, kalau selingannya biasanya menunya buah-buahan, cemilan biskuit bayi, susu (ASIP atau sufor). Ghazi bukan tipe anak yang suka makan, kalau kenyang dia pasti akan nolak apapun. Dan sebenernya dia juga gak suka ngemil. Waktu awal MPASI saya harus teratur banget si Ghazi makan jam berapa, terus cemilannya sebagai makanan selingan dikasih jam berapa. Hasilnya? Sudah pasti jadwalnya berantakan tidak sesuai rencana dan malah bikin saya stress ngeliat anak gak mau makan.
Akhirnya saya introspeksi diri, dan mengetahui bahwa cara saya salah. Ya orang kalau anaknya gak laper, ya mana mau disuruh makan. Yang tau kapan anak lapar kan anaknya, bukan Bundanya. Akhirnya saya menerapkan jadwal makan Ghazi dengan cara sesuai permintaan dia. Pagi-pagi biasanya saya ajak dia main dulu, dan pas dia kelihatan capek baru saya tawarin makan. Saya selalu nanya “Ghazi mau mam?”, kalau dia kasih tanda positif saya sediain makanan. Kalau udah begitu Bundanya gak usah pusing maksa dia makan, dia pasti akan makan dengan lahap. Begitu juga dengan makan siang, malam, dan cemilannya.
Efeknya, Ghazi jadi cepet berkomunikasi dengan orang sekitar dia. Dia pasti akan bilang kalau dia lapar dengan ngomong “mam”, klo mau cemilan dia juga akan minta sendiri “kuku” (maksudnya susu) dan “yuk” (jeruk) atau nunjuk kulkas buat minta buah-buahan lainnya.
Spoon-Feeding vs BLW (Baby Led Weaning)
Nah, ini nih yang selalu jadi perbincangan ibu-ibu millenial. Metode BLW (Baby Led Weaning) belakangan ini jadi trend. Dan sejujurnya, waktu sebelum MPASI saya juga sangat tertarik dengan metode ini. Tapi, setelah praktek langsung dan tanya sana sini pada ahlinya. Inget, ahlinya ya (baca buku atau ke dokter atau konselor laktasi) bukan cuman nanya di grup medsos atau lihat orang aja hehe. Saya memilih pakai metode spoon-feeding, tapi tetep combine sama BLW ini. Gimana tuh caranya? Begini nih pengalamannya:
Untuk menu utama, saya selalu suapin dia pakai sendok atau tangan. Kalau pakai sendok, saya suka kasih Gahzi sendok juga. Jadi dia suka ikut-kutan belajar makan pakai sendok, walaupun masih banyak mainnya bukan makan seriusnya. Tapi gapapa, yang penting si anak tetep fun. Nah, kalau Ghazi lagi makan cemilan kayak buah, atau biskuit baru tuh dia saya bebaskan buat bereksplorasi.
Seiring dengan pertumbuhan usianya, si anak pastinya akan lebih terasah dong ya motoriknya. Sekarang di usia Ghazi 17 bulan, dia udah nggak mau lagi disuapin maunya makan sendiri pakai sendok atau tangannya. Ngeliat kondisi Ghazi yang begini saya malah baper, mikir ini anak kok cepet amat gedenya sampe nolak disuapin. Padahal dulu maunya BLW-an yah biar gak nyuapin. Ah, dasar emak-emak baperan! Hahaha
Dari proses makan Ghazi yang ini saya bisa belajar kalau standar setiap anak itu beda-beda. Ada anak yang cocok BLW, ada yang spoon-feeding, dan anak kita gak bisa disamain sama anak orang lain. Selain itu saya juga belajar kalau semua hal itu butuh proses, dan proses tidak akan pernah mengkhianati hasil (lah kenapa jadi kaya kata mutiara). Selama pemberian MPASI ini Ghazi ngelewatin semua proses dari tekstur makanan lembut yang diblender, sampese karang dia udah bisa makan apa yang kita makan tanpa harus disuapin. Prosesnya panjang banget dengan berbagai drama yang harus dilewati. Gak usah cemas nanti klo nggak cepet-cepet diajarin makan sendiri anaknya gak bisa mandiri makan sendiri. Ini buktinya anak saya gak gitu kok, inget ya buibu semuanya itu butuh proses jangan jadikan orang lain jadi patokan. Pahami dulu anak sendiri, sebelum iri ngeliat anak orang lain.
Drama GTM (Gerakan Tutup Mulut)
Nah ini nih yang pastinya dialami sama semua ibu-ibu di seluruh dunia. Saya tahu banget gimana rasanya kalau anak gak mau makan. Stress, pusing, sedih, sampe frustasi ngeliatnya. Kalau diceritain satu-satu tentang drama GTM nya Ghazi kayaknya gak akan selesai-selesai ceritanya. Kuncinya sih, saat anak GTM kita harus sabaaaarrr bangeeettt dan kenali juga penyebabnya. Kalau mau tahu tips soal GTM mungkin bisa tonton hasil live chat ini:
Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra
Sebelum  mengalami keguguran, saya pernah mengalami hal-hal sulit lainnya. Saya pernah memiliki penyakit yang saya alami dari balita hingga usia saya 16 tahun. Lemah dan hampir tidak bisa mempertahankan nyawa sendiri sudah pernah saya hadapi beberapa kali, namun ternyata ketika saya tidak bisa mempertahankan nyawa janin saya adalah hal yang lebih menyakitkan dari itu. Saya sangat marah terhadap diri saya sendiri. Saya tidak peduli lagi dengan diri saya dan dengan apapun yang saya hadapi.

Perasaan marah itu pun membuat saya sedih dan menyesal. Beruntung saya memiliki suami yang pengertian, dia selalu mengorbankan waktunya untuk selalu ada di sisi saya. Orang-orang terdekat saya pun saat tahu saya mengalami hal ini pun tidak memberikan komentar apa-apa. Mereka malah memberikan saya semangat untuk move on. Namun, tidak semua orang dapat mengerti keadaan yang saya alami. Saya juga mendapat komentar dari beberapa orang yang cukup membuat saya tambah down. Saya tidak butuh komentar mereka, ini hidup saya, kalian tidak tahu apa yang saya rasakan, saya yang hidup kok kalian yang repot. Itu yang ada di dalam pikiran saya saat itu.



Seiring berjalannya waktu saya sadar saya tidak dapat seperti ini terus. Saya kehilangan fokus dalam hidup saya. Banyak hal yang terbengkalai gara-gara sikap dan emosi saya yang terus seperti ini. Saya harus meluruskannya kembali. Namun bagaimana caranya?

Saya ingat saya selalu diajarkan untuk selalu ikhlas dan tawakal saat mendapati hal yang saya inginkan tidak dikehendaki oleh Allah. Ikhlas, kata yang mudah untuk diucapkan namun teramat sangat berat untuk dilakukan. Agar saya bisa ikhlas, saya mencoba untuk introspeksi diri. Saya mengingat semua runtutan kejadian yang saya alami, lalu saya tersadar rasa marah yang saya rasakan telah menutup rasa syukur. Saya pun mulai menghilangkan perasaan marah dan kecewa tersebut. Saya memaafkan diri saya sendiri, saya mengingat-ingat segala hal yang patut saya syukuri. Tidak ada apapun di dunia ini yang terjadi tanpa izin Allah. Apa yang sedang saya jalani saat ini, dan apa yang akan terjadi di masa depan semuanya sudah tertulis. Rasa syukur benar-benar membantu saya untuk ikhlas menghadapi hal ini, saya percaya apa yang telah Allah tuliskan adalah hal yang terbaik untuk kehidupan saya dan saya yakin dari segala cobaan yang saya hadapi disitu selalu ada pertolongan Allah agar saya bisa menghadapinya.

“ Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal.” (Ali Imron : 160)

Setelah berdamai dengan diri saya sendiri dengan ikhlas, saya belajar untuk tawakal menghadapi hal ini. Saya mulai move on, saya melupakan semua hal yang saya lalui. Buku catatan kehamilan saya sembunyikan, aplikasi kehamilan dan penghitung masa subur saya hapus dari gadget saya, foto-foto yang berisi kenangan indah saat saya hamil saya hapus. Saya juga mencari berbagai macam kesibukan agar saya benar-benar lupa dengan kejadian yang saya alami. Sedikit demi sedikit saya fokus memperbaiki keadaan yang telah berantakan, terutama diri saya sendiri. Saya juga tidak terlalu berharap agar segera diberi kesempatan untuk hamil lagi. Saya ingat salah satu rukun iman, iman kepada qadha dan qadhar. Saya percaya Allah Maha Baik untuk hamba-Nya.

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Q.S Ar-Ra’d : 11)

“dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ” (QS. An-Nahl : 53)

------------------------------------------

Dari kejadian ini saya belajar bahwa dalam keadaan yang bagaimanapun, kita tidak boleh berburuk sangka terhadap segala ketentuan takdir-Nya. Dan benar saja, setelah keguguran di bulan Mei Allah menunjukkan kebesaran-Nya kepada saya. Ramadhan 1436 H saya positif hamil (lagi).


Subhanallah.. Alhamdulillah.. Allahuakbar..
Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra
Saya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman saya beberapa bulan yang lalu. Pada awal bulan April yang lalu, saya dan suami mendapat rezeki yang sangat luar biasa. Kami diberikan amanah oleh Allah untuk menjadi calon orangtua. Senang, haru, cemas, semua menjadi satu. Mengandung calon buah hati adalah hal yang sangat luar biasa, hal ini pasti didambakan oleh setiap wanita yang telah menikah.

Alhamdulillah, kehamilan saya saat itu berjalan dengan lancar. Saya tidak merasakan mual, muntah, lemas seperti yang dikeluhkan beberapa ibu hamil di trimester pertama. Namun saat usia kandungan saya memasuki 6 minggu, saya mengalami masalah. Saat saya sedang bekerja, saya ke toilet untuk buang air kecil. Setelah saya buang air kecil, saya sadar ada flek darah. Saat itu juga saya menelpon Ibu mertua saya, untuk meminta saran. Saya lemas, gemetar, dan takut sesuatu akan terjadi pada janin saya. Akhirnya pada saat itu juga saya meminta izin untuk ke Rumah Sakit.

Sesampainya di RS, saya langsung menemui dokter kandungan. Sayang sekali Dr. Waluyo yang biasa menangani saya sedang tidak praktek, jadi saya menemui dokter kandungan lainnya. Saya cemas karena flek yang keluar semakin banyak. Akhirnya saya di USG, saat USG saya melihat perkembangan kantong kehamilan yang lebih besar dibandingkan minggu sebelumnya saat saya kontrol. Dokter memberikan obat penguat kandungan kepada saya karena saya masih memiliki harapan yang besar untuk melanjutkan kehamilan saya. Saya juga disarankan untuk bedrest selama 2 minggu untuk menghentikan flek yang keluar.

Keesokan harinya, saya merasakan perut saya sedikit kram. Saya masih berpikiran mositif, mungkin ini hanya perubahan Rahim saya. Tapi semakin lama, flek yang keluar berubah menjadi semakin banyak seperti menstruasi. Saya tetap berpikiran positif kalau saya tidak apa-apa. Mungkin saya hanya perlu istirahat karena kegiatan saya yang selalu melelahkan.

Setelah satu minggu pendarahan saya berhenti. Tapi, saya masih mendapatkan flek yang muncul. Saya ingin memeriksakan kandungan saya lagi ke dokter, tapi pada saat itu Dr. Waluyo sedang cuti ke luar negeri. Akhirnya saya bersabar untuk memeriksakan kandngan saya minggu depan.


Hari yang kami tunggu-tunggu akhirnya tiba, saya sudah berhenti flek dan sudah tiba saatknya kami bertemu dengan Dr. Waluyo. Saya sudah sangat tidak sabar karena saat itu usia kehamilan saya 9 minggu, itu berarti saya sudah bisa melihat detak jantung janin. Jantung saya berdegup kencang saat dokter mulai meletakkan alat USG di atas rahim saya. Saya semakin deg-deg an saat dokter mengatakan belum bisa melihat janin saya. Akhirnya dokter melakukan USG transvaginal, pada saat USG dilakukan disitu terlihat kantong kehamilan saya sudah rusak dan luruh. Tinggal sedikit sisa-sisanya saja yang tertinggal. Saya langsung lemas seketika, rasanya saya ingin menangis saat itu juga. Tapi saya masih bisa menahan karena dokter dan suster pada saat itu menghibur saya dengan kata-kata yang menenangkan. Namun di lubuk hati saya, saat itu juga saya merasakan dunia seakan runtuh, harapan dan bayangan masa depan saya hancur. Sedih, marah, kecewa, hanya perasaan itu yang tersisa di hati saya. 

Sedih, marah, kecewa, hanya perasaan itu yang tersisa di hati saya. 


Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra



Nenden Alifa & Tubagus Angga Wedding Highlight

Akad Nikah

Venue: Masjid Bahrul Ulum P4TK-BMTI, Bandung
Wedding Dress and Make Up: Tante Dedeh (08164205962)
Photo & Video: Zura Photography
WO: Precious Wedding Organizer

Resepsi

Venue: Masjid Raya Pondok Indah
Catering & Decoration: Chikal Catering
Make Up: Desi Tanti
Photo & Video: Zura Photography
WO: Precious Wedding Organizer


Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra









Alhamdulillah, sejak tanggal 30 November 2014 lalu saya resmi menadi Mrs. Tubagus Angga Permana. Rasanya terharu setelah perjalanan panjang yang kami berdua jalani, akhirnya Allah menyatukan kita menjadi sepasang suami-istri.

Jodoh memang rahasia Tuhan, sampai sekarang saja saya masih tidak percaya kalau dia adalah orang yang dipilih Allah untuk menjadi suami saya. Semoga kami berdua dapat terus saling melengkapi satu sama lain hingga akhir hayat. Semoga kami dapat menjadi keluarga yang sakinah mawadah, warohman,
Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra
Akad Nikah

Acara akad nikah insya Allah diselenggarakan pagi hari dan tempatnya di Masjid samping rumah. Konsep acara akad nikah ini sakral karena hanya dihadiri oleh keluarga dan teman dekat aja. Setelah nanti ijab kabul, akan ada acara makan-makan dan salam-salaman di halaman masjid. Karena halaman masjid ini rumput-rumput, acara yang di Bandung temanya semi-outdoor. 

Dari jaman baheula, saya selalu mendambakan nikah pakai siger. Nah, makanya kita memilih untuk acara di Bandung ini semuanya pakai baju adat, it's mean saya pakai siger dan kebaya, calon suami juga kepingin pakai beskap sunda yang ada dasi kupu-kupunya kaya di instagram katanya (kita berdua emang korban IG dan Pinterest Hehe). Di akad ini gak mungkin dong pakai warna kesukaan saya, akhirnya kita pilih dominasi warna putih sesuai dengan warna favorit calon suami dengan sentuhan warna emas dan hitam biar meskipun acara ini sederhana, tapi kesannya tetep lux dan elegan.


Resepsi

Tema resepsi kita Modern Minimalis-Vintage. Jadi modern minimalis tapi tetep ada unsur vintage. Karena temanya lebih minimalis dan vintage, di resepsi saya mau pakai dres ala ala Queen Elsa. Kalau calon suami, beskap modern aja deh karena kalau pakai jas nanti ribet lagi sesuain dengan pakaian keluarga. Karena acara resepsi ini malam hari, kata Mama warnanya harus cetar membahana. Yes! berarti saya bisa pakai warna merah. Biar warna merah ini memberikan kesan vintage, kita akhirnya pilih warna merah-aqua kaya di gambar berikut ini.

Warna buat resepsi ini juga kita aplikasikan di undangan yang nanti akan kita sebar. Ngomong-ngomong soal undangan, saya lagi gemes karena belum beres-beres nih revisi wording dan desain. Padahal udah brief secara jelas ke tukang undangan maunya kita apa. Tapi sama dia belum diaplikasiin semua. Ya, emang saya maunya banyak sih :p


Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra
Nggak kerasa waktu berjalan begitu cepat menuju pernikahan kita. Semakin deket ke tanggal pernikahan, makin banyak kerikil-kerikil tajam. Tapi Alhamdulillah itu semua bisa disingkirkan dengan baik. Bicara soal halangan rintangan, bulan Juni adalah bulan terberat bagi saya. Pada bulan itu ada satu masalah yang bikin saya nangis terus setiap hari. Untung aja pas lagi galau itu tiba-tiba disuruh kantor berangkat ke Kuala Lumpur, jadi bisa fokus kerja dan lupain masalah itu. Tapi Alhamdulillah sepulang dari Kuala Lumpur, masalah itu terselesaikan. Hikmah dari masalah kemarin, intinya sih kalau mau berumah tangga itu kalau masalah kecil harus dihilangkan dan masalah besar dikecilkan. 

Nah, sekarang kita sudah masuk ke bulan Agustus. Kalau diliat di reminder sih tinggal 3 bulan 3 minggu dan 3 hari menuju akad nikah pernikahan kita. So far, beberapa keperluan yang udah dipersiapkan sejauh ini....

Masih banyak yang belum

Ini gara-gara kita berdua sibuk banget. Huhuuu, jadi banyak hal yang belum terselesaikan. Tapi beberapa ini list yang udah fix:

Akad Nikah

  • Baju Pengantin : Tante Dedeh
  • Catering: Urusannya Bi Neng
  • Mas Kawin: Agung Jaya Margo City
  • WO: Dian
  • Venue: Masjid Bahrul Ulum


Resepsi

  • Catering dll (paketan): Chikal Catering (Akhirnya ngambil paketan karena kita berdua sibuk. Padahal dulu maunya banyak vendor berbeda hikss..)
  • Undangan: Ikhlas Card
  • Souvenir: Toko bunga langganan Papa di Cihideung
  • Venue: Masjid Raya Pondok Indah
  • WO: Tim Dian


Oleh karena banyaknya hal-hal yang belum fix, akhirnya kita berdua bulan ini totalitas mengejar semua ketertinggalan. 
Bismillahirrahmanirrahim... semoga semua lancar dan selesai tepat waktu
Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra

Insya Allah lebaran tahun depan ikut sama suami :')
Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra
Akhirnya saya punya waktu juga untuk update beberapa keperluan wedding. Setelah melalui rapat keluarga yang cukup panjang, akhirmya pernikahan kita diundur beberapa minggu karena di awal November saya mau wisuda. Saya gak mau jeda antara wisuda dan nikahan hanya satu minggu saja. Karena itu lah diputuskan pernikahan kita Insya Allah akan jatuh pada hari Minggu, 30 November 2014.

Bismillahirrahmanirrahim..

Pas acara rapat keluarga kemarin juga akhirnya diputuskan kalau nanti kita akan mengadakan 2 kali syukuran pernikaha. Venue, catering, rias pengantin, kebaya dan WO yang udah saya survey satu-satu di Bandung pun terpaksa harus dicoret dari list. Rencanaya kami mengadakan 2 kali syukuran. Yang pertama, akad nikah sekaligus resepsi kecil-kecilan di Bandung. Kalau yang ini sudah jelas venue nya. Kita akan menikah di Masjid Bahrul Ulum, TTUC Cimahi. Karena lokasi masjid yang sebelahan sama rumah saya, jadi sekalian aja akad dan syukuran di masjid.

Nah, yang membuat saya dan calon suami agak riweuh adalah. Akhirnya resepsi kita akan diadakan di Jakarta!. Ini keputusan papa saya berhubung kebanyakan undangan kita ada di Jakarta, jadi kita emang harus membuat acara disini. Seharusnya persiapan untuk mengadakan resepsi di Jakarta harus disiapkan dengan matang dari jauh-jauh hari. Sedangkan kita baru disiapkan selama 6 bulan sebelum hari pernikahan. Jadilah saya dan calon suami buru-buru cari tempat untuk resepsi.

Setelah ditentukan tanggal resepsi, yang maksimal 2 minggu setelah akad akhirnya saya coba hubungin beberapa gedung yang ada di wilayah Jakarta Selatan. Sedih rasanya beberapa gedung yang kami mau sudah full booked di bulan Desember. Akhirnya saya nelepon ke Masjid Al-Azhar dan Masjid Pondok Indah. Alhamdulillah, di kedua tempat tersebut tanggal yang kami inginkan masih kosong. Setelah dipertimbangkan berdua, akhirnya kami memilih Masjid Raya Pondok Indah sebagai tempat resepsi kami yang Insya Allah dilaksanakan tanggal 14 Desember 2014.

Banyak hal yang jadi pertimbangan kami memilih Masjid Raya Pondok Indah sebagai tempat resepsi. Yang pertama, tempatnya strategis. Kedua, parkirnya luas. Ketiga, dari dulu setiap lewat masjid ini suka ngebayangin mau nikah disini karena suka sama arsitekturnya. Keempat, sesuai dengan budget. Hehhehee

Oiya, ada cerita mengesankan saat mau pilih venue ini. Karena tau tanggal 14 Desember masih kosong, jadilah saya buru-buru bayar biaya pendaftarannya dulu. Karena sambil buru-buru juga ngejar pesawat karena takut ketinggalan pesawat untuk ke Singapore, kartu ATM saya ketinggalan di mesin ATM. Hikss... dan itu baru saya sadari setelah pulang dari Singapore. Emang sesuatu yang tergesa-gesa itu tidak baik.


Wrote by Nenden Alifa Syahdazahra
Older Posts Home

ABOUT AUTHOR

51914372-382811525844702-1230391955733610496-n
post image free

Nenden Alifa S

A passionate learner and mother.

SOCIAL MEDIA

LATEST POSTS

  • without android
    I can't live without my Android.. I MISS YOU MY SMARTPHONE....
  • 3 Years 3 Months
    Today is our 39 months anniversary.  Thanks for everything I can't mention and for our happiness I can't describe.   I love you so ...
  • BRTS'C Reunion
    "As we go on, we remember All the times we had together And as our live change, come whatever We will still be friends forever...
  • Kupas Tuntas MPASI Ghazi
    Ketika anak memasuki fase MPASI, menjadi momen yang menegangkan bagi seorang Ibu. Terutama seorang Ibu baru seperti saya. Bagaimana tida...
  • Change
    Gitu-gitu aja. Mungkin kata kata-kata itu adalah kata yang cocok dengan keadaan gue sekarang. Kehidupan gue ini rasanya gitu-gitu aja, hamba...
  • Paris Van Java
  • Begini Cara Merawat Bayi Prematur
    Tanggal 17 November kemarin saya berkesempatan untuk menghadiri acara #BicaraGizi untuk memperingati hari prematur se-dunia bersama Nutricia...
  • Beach!
  • I do
    11.12.12 Alhamdulillah...  Satu langkah lagi yang harus saya injak untuk menjadi seorang Sarjana Sastra, dan langkah lainnya untuk...
  • My mobile blogger
    Hello friends! Now, you can view my blog from your mobile phone. 1. For Android user, you can use Google Goggles or Barcode Scanner to ...

Copyright © 2015 The Journey. Designed by OddThemes