Begini Cara Merawat Bayi Prematur

Tanggal 17 November kemarin saya berkesempatan untuk menghadiri acara #BicaraGizi untuk memperingati hari prematur se-dunia bersama Nutricia dan Sari Husada. Sebagai anak yang terlahir prematur (36 minggu) saya penasaran sebenarnya apa aja sih faktor penyebab prematur, dan bagaimana cara merawat anak prematur? Makanya saya sagat tertarik untuk mengikuti acara ini.
  World Premature Day

Acara ini dihadiri oleh selebriti Joanna Alexandra yang berbagi pengalamannya ketika melahirkan bayi prematur, didampingi oleh dr. Putri Maharani Tristanita, SpA (K) selaku dokter anak Neonatologi RSCM. Selain mereka, ada juga seorang survivor bernama Khaled. Khalid merupakan satu dari sekian banyak anak yang dilahirkan prematur.

NUB Hari Premature
Dari acara talkshow ‘Dukung Si Kecil yang Lahir Prematur untuk Tumbuh Kembang Optimal’ ini, banyak sekali hal-hal penting yang baru saya ketahui terkait kelahiran prematur.

Apa sih sebenarnya kelahiran prematur?
 Anak prematur merupakan anak yang lahir pada usia kehamilan (gestasi) kurang dari 37 minggu akibat berbagai kondisi. Nah, anak prematur ini berbeda dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yang terlahir dengan berat kurang dari 2.500 gram.

Penyebab Kelahiran Prematur
Penyebab kelahiran bayi prematur sangat beragam. Kondisi hipertensi, diabetes, gangguan tiroid, pre-eklamsia, gangguan autoimun dan anemia pada calon ibu merupakan beberapa faktor yang bisa memicu anak lahir secara prematur. Saya memiliki salah satu faktor pemicunya tersebut, makanya ketika saya hamil Ghazi saya benar-benar memperhatikan kegiatan saya di akhir-akhir trimester ketiga.
View this post on Instagram
Tantangan Kesehatan Bayi Prematur
Minggu-minggu terakhir trimester ketiga kehamilan, pertumbuhan bayi dalam kandungan sangat pesat. namun, apabila bayi harus terlahir prematur ia otomatis melewati masa pertumbuhan tersebut. Karena sudah dilahirkan, ia tidak mendapat asupan yang tepat sehingga menimbulkan beberapa masalah berikut ini:
  • Metabolisme tinggi.
  • Imaturitas organ.
  • Feeding intolerance karena saluran cerna masih beradaptasi.
  • Rentan terhadap penyakit.
  • Cadangan nutrisi rendah tetapi butuh nutrisi tinggi.
Lalu, Bagaimana Cara Merawat Bayi Prematur?
dr. Putri menyebutkan bahwa merawat anak prematu bisa dikategorikan sangat rumit karena besarnya risiko yang dapat terjadi pada awal kehidupannya. Yang terpenting dilakukan adalah penanganan nutrisi untuk mengejar ketinggalan tumbuh kembang selama periode emasnya (1000 HPK). Berikut ini beberapa cara penanganannya:

1. Pemberian Nutrisi yang Tepat
Pemberian nutrisi pada bayi prematur harus dikonsultasikan dengan dokter anak. Kebutuhan nutrisi pada bayi prematur sedikit tricky. Bayi harus diberi nutrisi yang cukup banyak, namun ada masanya dengan sedikit nutrisi saja. Makanya kita harus pandai menghitung kebutuhan nutrisi agar pemberian nutrisi tepat, tidak lebih maupun kurang.

 2. Pantau Grafik Pertumbuhannya
 Selalu perhatikan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala apakah sudah sesuai dengan usianya, sesuaikan dengan kurva pertumbuhan yang bisa dilihat di Kartu Menuju Sehat (KMS).

 3. Lakukan Screening
 Anak prematur memerlukan beberapa skrining pemeriksaan seperti extrauterine growth restriction, osteopenia of prematurity, anemia of prematurity, USG kepala, dan pemeriksaan pendengaran karena kelompok bayi ini rentan dengan gangguan sistem vital pada tubuh. Agar tumbuh kembang bayi prematur tetap optimal, jangan lewatkan hal-hal diatas. Bagi orang tua yang memiliki bayi prematur, tetap sabar dan semangat. Karena prematur bukanlah halangan 😊

Share:

0 comments