I do


11.12.12

Alhamdulillah... 
Satu langkah lagi yang harus saya injak untuk menjadi seorang Sarjana Sastra, dan langkah lainnya untuk menuju gerbang pintu pernikahan juga sudah di depan mata. Walaupun niat sudah 100%, tapi saya rasa masih banyak langkah yang harus saya tempuh untuk menjadi seorang istri. Beberapa tahun lalu saya selalu berpikir pernikahan itu mudah ah dijalani walaupun sambil kuliah. Saya memang orang yang ingin sekali menikah muda di umur 20 tahun..., dulu.

Pada ulang tahun saya yang ke-21 kemarin, satu hadiah yang paling spesial adalah Tebe memberikan saya sebuah cincin yang katanya itu berarti dia serius ingin menikah dengan saya. Sebenarnya, tanpa cincin itu juga sebelumnya ia pernah datang dan bicara tentang keseriusan hubungan ini dengan papa saya. Tapii, dengan cincin ini dia ingin memberikan sebuah tanda keseriusannya agar saya selalu ingat bahwa kita sudah dekat dengan tujuan kita dan harus lebih bekerja keras agar pernikahan itu dapat terlaksana secepatnya. 

Bagi saya, menikah memang butuh kerja keras. Yang paling penting kerja keras mempersiapkan mental dan fisik untuk menjadi seorang istri. Bila saatnya nanti saya menjadi seorang istri, maka saya harus bangun pagi setiap pagi, menyiapkan segala kebutuhan suami, makan, mandi, pakaian, dll. Saat suami pulang kerja harus tetap ceria menyambut suami, tidak boleh mengeluh, dll. Yang paling penting adalah menjaga kehormatan suami sebagai pemimpin keluarga. Kalau sekarang ini, rasanya saya belum siap menjalankan tugas itu semua. Menyiapkan kebutuhan untuk diri sendiri saja masih kurang, apalagi untuk orang lain?. Makanya, Alhamdulillah saya masih punya kesempatan untuk belajar menjadi seorang istri.

Kerja keras yang lain yang harus saya kerjakan adalah menyelesaikan skripsi saya untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra. Ini adalah kewajiban terakhir saya kepada papa, sebelum papa melepaskan anak perempuannya menemukan imam yang baru untuk hidupnya. Lulus kuliah adalah hal yang insya Allah bisa membuat orang tua saya bangga.

Yang terakhir, kerja keras dalam menjemput rejeki. Pernikahan pastinya membutuhkan biaya. Biaya untuk akad, walimah, dan biaya hidup setelah pernikahan. Saya harus bekerja lebih keras lagi untuk membuat tabungan saya kami cukup agar hari 'itu' bisa berlangsung dengan baik.

Bismillahirrahmanirrahim...

Semoga Allah melancarkan semua rencana kami untuk menikah, semoga kami selalu dibimbing untuk dapat menjadi suami istri yang beriman dimata-Nya.

P.S: Welcome my wedding countdown blog!

Share:

0 comments