Antara aku, Sastra, dan Bahasa Inggris

Banyak orang yang bertanya kepada saya mengapa saya memilih Sastra Inggris, sebagai jurusan saya di universitas. Saya ingin menjawab karena kepeleset, memang benar. Saya memang terpeleset. Karena Sastra Inggris adalah pilihan terakhir saya dari semua jurusan yang saya pilih. Saya mencoba jurusan Arsitektur, Hubungan Internasional, dan Sastra Inggris di semua Universitas Negeri yang tersedia di Jakarta. Tapi jika dipikir lagi, alasan saya yang 'terpeleset' ke Sastra Inggris kuranglah logis. Saya tidak terpeleset, karena Sastra Inggris adalah pilihan saya. Buktinya, saya memilih Sastra Inggris walaupun sebagai pilihan terakhir. Tentu saja, hal yang saya pilih itu tetap saya pertimbangkan sebelumnya.

Alasan saya memilih Sastra Inggris adalah karena kecintaan saya terhadap negara Inggris (United Kingdom). Awal kecintaan saya pada negara ini adalah sistem politiknya yang mempelopori negara-negara lain menganut sistem parlementer. Inggrislah yang pertama kali menciptakan suatu parlemen workable. Artinya, suatu parlemen yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu yang mampu bekerja memecahkan masalah sosial ekonomi kemasyarakatan. Melalui pemilihan yang demokratis dan prosedur parlementaria, Inggris dapat mengatasi masalah sosial sehingga menciptakan kesejahteraan negara (welfare state). Tetapi, negara Inggris tetaplah menerapkan sistem kerajaan dalam menjalankan negaranya. Jadi, pemerintahan di Inggris dipimpin oleh seorang perdana menteri. Dan negara tetap dipimpin oleh seorang Ratu. Selain itu, kecintaan saya terhadap Inggris karena saya menyukai wisata. Dan saya lihat keindahan tempat-tempat di Inggris. Itulah awal saya mencintai negara Inggris.

Sastra.., saya kurang tahu kenapa saya menyukai sastra. Padahal, waktu SMA duku nilai Sastra Indonesia saya tidak pernah bagus. Saat disuruh membuat gurindam saja, saya malah membuat pantun. Dan majas-majas pun saya tidak pernah hafal. Tapi, saya bisa menulis puisi dan juga cerpen. Saya juga selalu mewakili sekolah saya dalam mengikuti lomba membaca puisi. Yah kelebihan saya di bidang sastra memang kecil. Tapi, saya akan berusaha meningkatkan kemahiran saya dan juga kecintaan saya terhadap sastra.

Bahasa Inggris.., jujur, saya memang sangat menyukai Bahasa Inggris sejak saya kecil. Sejak TK, saya meminta dibelikan buku Bahasa Inggris. Dan saya selalu mengikuti tetangga saya belajar Bahasa Inggris, sejak saya pindah ke Jakarta. Kemampuan saya yang sudah bisa membaca sejak saya masuk TK, membuat saya cepat belajar Bahasa Inggris. Dan itu terbukti sampai saya SMA. Nilai Bahasa Inggris saya selalu diantara angka 8 atau 9. Tapi, walaupun nilai saya selalu bagus. Saya tidak pernah mengikuti perlombaan seperti debate atau speech contest. Entah kenapa, saya kurang minat pada hal tersebut. Saya lebih suka mengembangkan Bahasa Inggris saya dengan cara membaca novel dan buku berbahasa Inggris, menonton film, dan mengikuti drama berbahasa Inggris. Dan saya menyadari, saya lebih menyukai Sastra, seperti drama, novel, puisi, dll dalam Bahasa Inggris. Dibandingan dengan Bahasa Inggris secara linguistik.

Jelas sudah alasan saya mengapa saya memilih Sastra Inggris. Semoga saja, ilmu yang saya pelajari sekarang bermanfaat dalam masa depan saya. Sesuai dengan mimpi dan tujuan saya, bekerja di negara Inggris.

Share:

0 comments