Nikah muda?
Semalem, gue bersama keluarga gue merencanakan rencana keluarga kita mendatang. Rencananya, papa mau ngejual rumah yang kita tempatin sekarang. Karena papa mau menghabiskan masa tuanya di Bandung. Dan alasan utamanya sih papa udah nggak sreg sama lingkungan disini yang kurang kekeluargaannya. Maklum lah tetangga-tetangga gue orang sibuk dan secara finansial mereka diatas garis normal. Dan suasana komplek gue yang mulai ramai, bikin papa nggak tenang. Dan Insya Allah, setelah lebaran papa ditempatin di Sulawesi untuk ngurusin proyek kantornya.
Saat bicara tentang kepindahan kita yang nantinya ke Bandung setelah rumah laku terjual. Mama dan papa membicarakan tentang kuliah gue dan dengan siapa gue tinggal. Nggak mungkin kan mama papa melepas anak gadis nya begitu aja. Nah, pertanyaan papa yang bikin gue shock sampe gue nulis postingan ini pun gue masih gemeter. Papa nanya, "Kapan A Angga siap nikahin kamu?. Daripada nanti kamu sendiri disini, atau mama harus ngontrak nemenin kamu mending kamu papa nikahin aja sama aa".
WHAT?!. Gue bingung, terus gue sms aja A Angga. Tapi, gue jawab pertanyaan papa kalau gue belum siap untuk menikah muda. Papa tahu kalau cita-cita gue itu banyak. Gue mau berkarier, gue mau kuliah. Tapi papa bilang, kalau sambil nikah itu juga bisa gue jalanin. Dan orangtua gue akan membiayai biaya pendidikan gue. Lalu, A Angga nelepon gue. Dan dia bilang dia mau ngebicarain hal ini sama keluarganya dulu. Dia juga nanyain, apakah keluarga gue mau menerima dia yang belum bertitel sarjana. Karena A Angga kan masih kerja sambil kuliah. Dan keluarga gue nggak mempermasalahkannya, semasih pria yang menikahi gue itu mampu memberikan nafkah. Gue sih antara mau nikah muda, tapi gue juga nggak siap. Memang sih, nikah itu ibadah. Dan kita juga nggak boleh menunda ibadah. Tapi, berdasarkan pelajaran Fiqh Munakahat yang gue pelajarin semester lalu, hukum nikah itu berbeda-beda, seperti:
1. Jaiz, (diperbolehkan), ini asal hukumnya.
2. Sunat, bagi orang yang berkehendak serta mampu memberi nafkah dan lain-lainnya
3. Wajib, bagi orang yang mampu memberi nafkah dan dia takut akan tergoda pada kejahatan (zina).
4. Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah.
5. Haram, bagi orang yang berniat akan menyakiti perempuan yang dinikahinya
Dan mungkin hukum nikah bagi kita itu masih sunah. Karena aa sudah mampu memberikan nafkah, tapi Alhamdulillah kita masih bisa menahan godaan-godaan syaitan yang terkutuk.
Tapi, gue juga terbesit pikiran buat nikah muda juga sih. Setelah baca thread ini di kaskus. Tapii..., gue juga masih takut nikah muda. Gue masih mau menikmati masa muda gue. Gue masih mau berpetualangan bersama temen-temen gue. Gue juga belum mau memikirkan masalah yang lebih kompleks. Dan gue juga masih mau fokus terhadap diri gue, dan masa depan gue. Gue juga belum siap jika harus setiap hari melayani suami gue. Ngurus diri sendiri aja masih suka ribet dan butuh mama, apalagi gue ngurusin orang lain.
Tapi gue juga nggak bisa nolak, kalau kedua orangtua gue dan aa menyepakati hal tersebut. Mungkin pilihan orangtua itu yang terbaik untuk gue. Dan kalau semua ini dulakuin dengan niat yang baik, Insya Allah gue siap. Tapi, semoga aja A Angga bisa menolak tawaran papa itu secara baik. Dan gue bisa menikah saat gue siap nanti (siapnya kalau udah mampu beli rumah sendiri :p)
0 comments